Sajak-sajak Utopis : Kumpulan Puisi

 




Judul;
Sajak-sajak Utopis : Kumpulan Puisi

Harga;
Rp. 

ISBN;
-

Penulis;
Supiyanto

Penerbit;
TIGA CAKRAWALA

Sinopsis;
    Dan, apakah makna utopis? utopis /uto·pis / 1 a berupa khayal; bersifat khayal; 2 n orang yang memimpikan suatu tata masyarakat dan tata politik yang hanya bagus dalam gambaran, tetapi sulit untuk diwujudkan. 
    Bagaimana harapan masyarakat adab dan susila tanpa polisi atau tanpa pengadil. Di masyarakat tak pernah ada yang salah. Semua melakukan kebenaran dalam keteraturan. Kehidupan yang demikian hanya terdapat dalam impian kaum. 
    Tatanan hidup yang demikian justru sangat bertolak dalam kehidupan yang penulis alami. Justru merupakan keresahan yang ada dipikiran ini dan sangat dirasakan oleh penulis. Menurut penulis masyarakat juga mengalami hal yang sama terutama kehidupan di arus bawah terhadap kebijakan, fenomena sosial, sikap pribadi yang menjiwa. Dan kehidupan sosial serta keriuhannya yang membuat hadirnya tulisan kumpulan puisi utopis ini. Keinginan untuk berbuat bijak dalam lingkungan bijak justru menjadi keresahan ketika diri/masyarakat didzalimi bahkan hilangnya sikap anti kebhinekaan. Hilang sikap peduli justru benci dan saling muak terhadap keberagaman. 
    Padahal dalam kehidupan anti sosial/keberagaman akan menimbulkan perselisihan dan pertentangan, ketidakadilan dalam kehidupan, bahkan runtuhnya persatuan. Pemimpin yang tidak adil dan kemakmuran yang timpang membuat keresahan. Tatkala sang penista merajalela, dilindungi secara tidak berkeadilan, rasa keadilan tercederai, kemanusiaan tergadai. Buku ini hadir sebagai bentuk partisipasi penulis dalam memajukan dan membangun kehidupan berbangsa. Meski bisa jadi utopis merupakan sinisme atau eufimisme bersikap terhadap kenyataan kehidupan. 
    Buku kumpulan puisi ini menghadirkan judul-judul yang mengisatkan tentang kegelisahan itu seperti: di ujung waktu, rindu nyanyian petikrah, tempik-tempik setan, kepada sang anti kritik, nyanyian tokek, kemana mereka pergi, apakah bisa, sampai kapan angin berhenti berembus, surat untuk sang penjagal, segelas teh manis disuguhkan, tembang malam, kepada su-kini, rembulan malam, ketika mentari membakar, menjelang subuh, untuk kembang mawar, di ujung kangen, selain ombak, akan ku dobrak pintu, belum ku temukan jalan pulang, di mana akan mendekap, dalam limbung, kapan kita akan bertemu, air mata mata air, abu musim terik, kepada kabut, lelaki limbung, tentang ibu, kepada rembulan malam, pelepah basah, kabut, menjaga, awan yang berjalan, kembang rampai, tak beranjak, karena embun, makan malam , kapan kereta berangkat, tentang asap dapur, ketika salah memilih, sajak-sajak utopis, jejak-jejak kebebasan, sajak-sajak anjing, tentang malam, angin berubah haluan. 
    Bacalah buku kumpulan puisi ini sebagai bentuk kecintaan pada kemanusiaan, penegakan keadilan, meluruskan paradigma tentang kemanusianan yang sejati. Kebenaran yang berbasis keadilan dan kesetaraan serta nasionalisme dalam berbangsa dan bernegara dengan mementingkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi, keluarga, golongan atau partai politik yang mengusung jabatannya. Amanah dan menjauhkan diri dari petugas partai.